Bacaan: Amsal 21:23
"Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran."
Renungan:
Seorang wanita menyebarkan berita bahwa tetangganya telah berselingkuh. Hal ini membuat orang yang menjadi korbannya sakit hati, bahkan tersingkirkan. Ternyata berita itu tidak benar. Wanita itupun menyesal lalu ia datang kepada seorang hamba Tuhan untuk meminta nasihat. Hamba Tuhan itu berkata, "Ibu pergilah ke pasar dan belilah sebuah kemoceng yang terbuat dari bulu ayam. Kemudian dalam perjalanan pulang, cabutilah bulu-bulunya dan buang satu persatu di sepanjang jalan, setelah itu kembalilah ke sini.
" Setelah melakukan nasihat tadi, wanita itupun kembali kepada sang hamba Tuhan. Lalu hamba Tuhan tersebut berkata, "Sekarang pergilah dan kumpulkan kembali semua bulu ayam yang telah ibu buang dan bawalah kemari." Wanita itupun melaksanakan apa yang diperintahkan hamba Tuhan itu. Beberapa jam kemudian ia datang kembali dengan hanya membawa beberapa helai bulu ayam saja. Angin telah menerbangkan bulu-bulu ayam tersebut ke berbagai penjuru sehingga tidak mungkin dikumpulkan lagi. Hamba Tuhan itupun berkata, "Lihat, sangat mudah mencabuti bulu ayam dan menyebarkannya ke mana saja. Namun sangat tidak mungkin untuk mengumpulkannya kembali. Begitu pula dengan sebuah berita. Tidak sulit untuk menyebarkan gosip, tetapi sekali diberitakan kita tidak akan pernah bisa memperbaiki keadaan secara utuh seperti sediakala."
Yakobus mengatakan walaupun kita rajin beribadah, tetapi jika tidak bisa mengekang lidah, maka sia-sialah ibadah kita (Yak 1:26). Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan lidah. Mari kita tanamkan prinsip cepat mendengar tetapi lambat untuk berkata-kata." (Kiriman dr. Sr. Lidwina OSU).
"Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran."
Renungan:
Seorang wanita menyebarkan berita bahwa tetangganya telah berselingkuh. Hal ini membuat orang yang menjadi korbannya sakit hati, bahkan tersingkirkan. Ternyata berita itu tidak benar. Wanita itupun menyesal lalu ia datang kepada seorang hamba Tuhan untuk meminta nasihat. Hamba Tuhan itu berkata, "Ibu pergilah ke pasar dan belilah sebuah kemoceng yang terbuat dari bulu ayam. Kemudian dalam perjalanan pulang, cabutilah bulu-bulunya dan buang satu persatu di sepanjang jalan, setelah itu kembalilah ke sini.
" Setelah melakukan nasihat tadi, wanita itupun kembali kepada sang hamba Tuhan. Lalu hamba Tuhan tersebut berkata, "Sekarang pergilah dan kumpulkan kembali semua bulu ayam yang telah ibu buang dan bawalah kemari." Wanita itupun melaksanakan apa yang diperintahkan hamba Tuhan itu. Beberapa jam kemudian ia datang kembali dengan hanya membawa beberapa helai bulu ayam saja. Angin telah menerbangkan bulu-bulu ayam tersebut ke berbagai penjuru sehingga tidak mungkin dikumpulkan lagi. Hamba Tuhan itupun berkata, "Lihat, sangat mudah mencabuti bulu ayam dan menyebarkannya ke mana saja. Namun sangat tidak mungkin untuk mengumpulkannya kembali. Begitu pula dengan sebuah berita. Tidak sulit untuk menyebarkan gosip, tetapi sekali diberitakan kita tidak akan pernah bisa memperbaiki keadaan secara utuh seperti sediakala."
Yakobus mengatakan walaupun kita rajin beribadah, tetapi jika tidak bisa mengekang lidah, maka sia-sialah ibadah kita (Yak 1:26). Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan lidah. Mari kita tanamkan prinsip cepat mendengar tetapi lambat untuk berkata-kata." (Kiriman dr. Sr. Lidwina OSU).
BLL_LBU ^_^
Benar-benar bermanfaat..
BalasHapusTrima kasih buat renungannya sobat.
God Bless Us. ^_^