BY : ROMO Laurensius Rony
MEMILIH UNTUK TAAT
"Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia".(Kis 5:29)
Firman Tuhan di atas sangat menarik perhatian saya. Ayat yang terdengar sangat biasa, namun sangat sulit dilakukan. Tidak usah berpikir terlalu jauh dengan membayangkan resiko menjadi martir.
Kemarin pagi saya tiba-tiba menyadari bahwa memilih untuk lebih takut kepada Tuhan adalah pilihan yang tidak mudah. Waktu itu masih sekitar pukul 5.30 pagi.
Ketika hendak menyeberang jalan, saya melihat seorang pengendara sepeda motor tergetelak di tengah jalan.
Saat itu tak ada seorangpun yang terlihat bergegas menolong. Hati saya bergumul. Hati kecil saya m endesak untuk menolong, namun di sisi lain ada ketakutan hal ini akan membuat saya menjadi repot dan terlambat sampai di kantor. Tidak butuh waktu lama untuk memutuskan.
Saya memilih untuk tetap menyeberang dan membiarkan orang itu. Namun hati nurani saya tidak tenang. Saya tahu kalau ternyata saya lebih takut repot dan terlambat masuk kantor daripada me-ngikuti suara hati untuk menolong orang lain.
Pernahkah Anda mengalami hal serupa?
Hati-hatilah dengan rasa sungkan terhadap orang lain, juga rasa takut tidak nyaman, takut salah, takut dibicarakan orang, takut tidak bisa diterima orang lain dan berbagai macam ketakutan yang ternyata dapat membuat kita mampu taat kepada Tuhan.
Sekali lagi, kita semua dipanggil untuk taat. Tidak perlu menunggu tantangan yang lebih besar.
Karena itu berjuanglah untuk tetap taat dimulai dari tantangan kecil dan biasa.
Maka Tuhan akan mempercayakan kepada kita perkara yang lebih besar dan mulia. (Al)
"Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia".(Kis 5:29)
Firman Tuhan di atas sangat menarik perhatian saya. Ayat yang terdengar sangat biasa, namun sangat sulit dilakukan. Tidak usah berpikir terlalu jauh dengan membayangkan resiko menjadi martir.
Kemarin pagi saya tiba-tiba menyadari bahwa memilih untuk lebih takut kepada Tuhan adalah pilihan yang tidak mudah. Waktu itu masih sekitar pukul 5.30 pagi.
Ketika hendak menyeberang jalan, saya melihat seorang pengendara sepeda motor tergetelak di tengah jalan.
Saat itu tak ada seorangpun yang terlihat bergegas menolong. Hati saya bergumul. Hati kecil saya m endesak untuk menolong, namun di sisi lain ada ketakutan hal ini akan membuat saya menjadi repot dan terlambat sampai di kantor. Tidak butuh waktu lama untuk memutuskan.
Saya memilih untuk tetap menyeberang dan membiarkan orang itu. Namun hati nurani saya tidak tenang. Saya tahu kalau ternyata saya lebih takut repot dan terlambat masuk kantor daripada me-ngikuti suara hati untuk menolong orang lain.
Pernahkah Anda mengalami hal serupa?
Hati-hatilah dengan rasa sungkan terhadap orang lain, juga rasa takut tidak nyaman, takut salah, takut dibicarakan orang, takut tidak bisa diterima orang lain dan berbagai macam ketakutan yang ternyata dapat membuat kita mampu taat kepada Tuhan.
Sekali lagi, kita semua dipanggil untuk taat. Tidak perlu menunggu tantangan yang lebih besar.
Karena itu berjuanglah untuk tetap taat dimulai dari tantangan kecil dan biasa.
Maka Tuhan akan mempercayakan kepada kita perkara yang lebih besar dan mulia. (Al)
BLL_LBU ^_^
0 komentar:
Posting Komentar