Selasa, 07 Oktober 2014

Tata Cara Doa Rosario

Doa Rosario terdiri dari rangkaian doa-doa:
Aku Percaya (Syahadat Para Rasul),
Bapa Kami,
Salam Maria,
Kemuliaan, dan
Terpujilah nama Yesus, Maria dan Yosef, untuk selama-lamanya. Amin
Doa Fatima

Di dalam doa Rosario kita merenungkan “misteri”, yakni peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan dan karya Yesus dan Bunda Maria berdasarkan Kitab Suci.

Peristiwa-Peristiwa Rosario
Satu siklus (putaran) doa Rosario merenungkan salah satu dari 4 jenis/kelompok peristiwa, yang masing-masing terdiri dari 5 peristiwa sebagai berikut:

Peristiwa-Peristiwa Gembira, didoakan pada hari Senin dan Sabtu atau Masa Adven dan Natal:
Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel (Lukas 1:26-38)
Maria mengunjungi Elisabet, saudari-Nya (Lukas 1:39-45)
Yesus dilahirkan di Bethlehem (Lukas 2:1-7)
Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah (Lukas 2:22-40)
Yesus diketemukan dalam Bait Allah (Lukas 2:41-52)

Peristiwa-Peristiwa Terang, didoakan pada hari Kamis:
Yesus dibaptis di Sungai Yordan (Matius 3: 13-17)
Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta perkawinan di Kana (Yohanes 2:1-12)
Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (Matius 3:2, 4:17-23, Markus 1:15)
Yesus menampakkan kemuliaan-Nya (Matius 17:1-9)
Yesus menetapkan Ekaristi (Markus 14:22-23, Lukas 22:19-29)

Peristiwa-Peristiwa Sedih, didoakan pada hari Selasa, Jumat, atau Masa Puasa:
Yesus berdoa kepada Bapa-Nya dalam sakrat maut (Lukas 22:39-46)
Yesus didera (Yohanes 19:1)
Yesus dimahkotai duri (Yohanes 19:2-3)
Yesus memanggul salib-Nya ke bukit Golgota (Lukas 23:26-32)
Yesus wafat di salib (Lukas 23:44-49)

Peristiwa-Peristiwa Mulia, didoakan pada hari Rabu, Minggu, atau Masa Paskah:
Yesus bangkit dari antara orang mati (Lukas 24:1-12)
Yesus naik ke surga (Lukas 24:50-53)
Roh Kudus turun atas Para Rasul (Kisah Para Rasul 2:1-13)
Maria diangkat ke surga (1 Korintus 15:23)
Maria dimahkotai di surga (Wahyu 12:1)

Penentuan hari di atas tidak mengikat, dapat disesuaikan dengan suasana jiwa sang pendoa. Bahkan dianjurkan mendaraskan ke-4 kelompok peristiwa tersebut seluruhnya, yang setara dengan 4 putaran doa Rosario. Masing-masing peristiwa di atas direnungkan bersamaan dengan pendarasan 1 kali doa Bapa Kami, 10 kali Salam Maria dan ditutup dengan doa Kemuliaan dan Terpujilah.


URUTAN DOA ROSARIO
Urutan doa Rosario selengkapnya adalah sebagai berikut:

Pembukaan

Tanda Salib Pembuka
Aku Percaya... (Syahadat Para Rasul)
Kemuliaan...
Bapa Kami...
Terpujilah...
Salam Putri Allah Bapa, Salam Maria...
Salam Bunda Allah Putra, Salam Maria...
Salam Mempelai Allah Roh Kudus, Salam Maria...
Kemuliaan...
Terpujilah...
Peristiwa I (sesuaikan dengan jenis/kelompok peristiwa)

Bapa Kami...
Salam Maria... (10 kali)
Kemuliaan...
Terpujilah...
Ya Yesus yang baik...(Doa Fatima)
Peristiwa II (sesuaikan dengan jenis/kelompok peristiwa)

Bapa Kami...
Salam Maria... (10 kali)
Kemuliaan...
Terpujilah...
Ya Yesus yang baik...(Doa Fatima)
Peristiwa III (sesuaikan dengan jenis/kelompok peristiwa)

Bapa Kami...
Salam Maria... (10 kali)
Kemuliaan...
Terpujilah...
Ya Yesus yang baik...(Doa Fatima)
Peristiwa IV (sesuaikan dengan jenis/kelompok peristiwa)

Bapa Kami...
Salam Maria... (10 kali)
Kemuliaan...
Terpujilah...
Ya Yesus yang baik...(Doa Fatima)
Peristiwa V (sesuaikan dengan jenis/kelompok peristiwa)

Bapa Kami...
Salam Maria... (10 kali)
Kemuliaan...
Terpujilah...
Ya Yesus yang baik...(Doa Fatima)
Tanda Salib Penutup

Kembali ke atas

Doa-doa dalam Rosario

Aku Percaya (Syahadat Para Rasul)
Aku percaya akan Allah, Bapa Yang Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi;
dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita;
yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria;
yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus;
disalibkan, wafat dan dimakamkan;
yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;
yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang Maha Kuasa;
dari situ Ia akan datang, mengadili orang yang hidup dan mati.
Aku percaya akan Roh Kudus,
Gereja Katolik yang Kudus,
persekutuan para kudus,
pengampunan dosa,
kebangkitan badan,
kehidupan kekal,
Amin.

Bapa Kami
Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rejeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat,
Amin.

Salam Maria
Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan serta-Mu,
terpujilah Engkau di antara wanita,
dan terpujilah buah tubuh-Mu, Yesus.
Santa Maria, Bunda Allah,
doakanlah kami yang berdosa ini,
sekarang dan waktu kami mati.
Amin.

Kemuliaan
Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,
seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad,
Amin.

Terpujilah
Terpujilah nama Yesus, Maria dan Yosef,
sekarang dan selama-lamanya.
Amin.

Doa Fatima
Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami.
Selamatkanlah kami dari api neraka,
dan hantarlah jiwa-jiwa ke surga,
terlebih jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin.






  1. Doa Rosario terdiri dari rangkaian doa-doa:
    Aku Percaya (Syahadat Para Rasul),
    Bapa Kami,
    Salam Maria,
    Kemuliaan, dan
    Terpujilah nama Yesus, Maria dan Yosef, untuk selama-lamanya. Amin
    Doa Fatima

    Di dalam doa Rosario kita merenungkan “misteri”, yakni peristiwa-peristiwa penting dalam kehidupan dan karya Yesus dan Bunda Maria berdasarkan Kitab Suci.

    Peristiwa-Peristiwa Rosario
    Satu siklus (putaran) doa Rosario merenungkan salah satu dari 4 jenis/kelompok peristiwa, yang masing-masing terdiri dari 5 peristiwa sebagai berikut:

    Peristiwa-Peristiwa Gembira, didoakan pada hari Senin dan Sabtu atau Masa Adven dan Natal:
    Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel (Lukas 1:26-38)
    Maria mengunjungi Elisabet, saudari-Nya (Lukas 1:39-45)
    Yesus dilahirkan di Bethlehem (Lukas 2:1-7)
    Yesus dipersembahkan dalam Bait Allah (Lukas 2:22-40)
    Yesus diketemukan dalam Bait Allah (Lukas 2:41-52)

    Peristiwa-Peristiwa Terang, didoakan pada hari Kamis:
    Yesus dibaptis di Sungai Yordan (Matius 3: 13-17)
    Yesus menyatakan diri-Nya dalam pesta perkawinan di Kana (Yohanes 2:1-12)
    Yesus memberitakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan (Matius 3:2, 4:17-23, Markus 1:15)
    Yesus menampakkan kemuliaan-Nya (Matius 17:1-9)
    Yesus menetapkan Ekaristi (Markus 14:22-23, Lukas 22:19-29)

    Peristiwa-Peristiwa Sedih, didoakan pada hari Selasa, Jumat, atau Masa Puasa:
    Yesus berdoa kepada Bapa-Nya dalam sakrat maut (Lukas 22:39-46)
    Yesus didera (Yohanes 19:1)
    Yesus dimahkotai duri (Yohanes 19:2-3)
    Yesus memanggul salib-Nya ke bukit Golgota (Lukas 23:26-32)
    Yesus wafat di salib (Lukas 23:44-49)

    Peristiwa-Peristiwa Mulia, didoakan pada hari Rabu, Minggu, atau Masa Paskah:
    Yesus bangkit dari antara orang mati (Lukas 24:1-12)
    Yesus naik ke surga (Lukas 24:50-53)
    Roh Kudus turun atas Para Rasul (Kisah Para Rasul 2:1-13)
    Maria diangkat ke surga (1 Korintus 15:23)
    Maria dimahkotai di surga (Wahyu 12:1)

    Penentuan hari di atas tidak mengikat, dapat disesuaikan dengan suasana jiwa sang pendoa. Bahkan dianjurkan mendaraskan ke-4 kelompok peristiwa tersebut seluruhnya, yang setara dengan 4 putaran doa Rosario. Masing-masing peristiwa di atas direnungkan bersamaan dengan pendarasan 1 kali doa Bapa Kami, 10 kali Salam Maria dan ditutup dengan doa Kemuliaan dan Terpujilah.


    URUTAN DOA ROSARIO
    Urutan doa Rosario selengkapnya adalah sebagai berikut:

    Pembukaan

    Tanda Salib Pembuka
    Aku Percaya... (Syahadat Para Rasul)
    Kemuliaan...
    Bapa Kami...
    Terpujilah...
    Salam Putri Allah Bapa, Salam Maria...
    Salam Bunda Allah Putra, Salam Maria...
    Salam Mempelai Allah Roh Kudus, Salam Maria...
    Kemuliaan...
    Terpujilah...
    Peristiwa I (sesuaikan dengan jenis/kelompok peristiwa)

    Bapa Kami...
    Salam Maria... (10 kali)
    Kemuliaan...
    Terpujilah...
    Ya Yesus yang baik...(Doa Fatima)
    Peristiwa II (sesuaikan dengan jenis/kelompok peristiwa)

    Bapa Kami...
    Salam Maria... (10 kali)
    Kemuliaan...
    Terpujilah...
    Ya Yesus yang baik...(Doa Fatima)
    Peristiwa III (sesuaikan dengan jenis/kelompok peristiwa)

    Bapa Kami...
    Salam Maria... (10 kali)
    Kemuliaan...
    Terpujilah...
    Ya Yesus yang baik...(Doa Fatima)
    Peristiwa IV (sesuaikan dengan jenis/kelompok peristiwa)

    Bapa Kami...
    Salam Maria... (10 kali)
    Kemuliaan...
    Terpujilah...
    Ya Yesus yang baik...(Doa Fatima)
    Peristiwa V (sesuaikan dengan jenis/kelompok peristiwa)

    Bapa Kami...
    Salam Maria... (10 kali)
    Kemuliaan...
    Terpujilah...
    Ya Yesus yang baik...(Doa Fatima)
    Tanda Salib Penutup

    Kembali ke atas

    Doa-doa dalam Rosario

    Aku Percaya (Syahadat Para Rasul)
    Aku percaya akan Allah, Bapa Yang Maha Kuasa, pencipta langit dan bumi;
    dan akan Yesus Kristus, Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita;
    yang dikandung dari Roh Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria;
    yang menderita sengsara dalam pemerintahan Pontius Pilatus;
    disalibkan, wafat dan dimakamkan;
    yang turun ke tempat penantian, pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;
    yang naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang Maha Kuasa;
    dari situ Ia akan datang, mengadili orang yang hidup dan mati.
    Aku percaya akan Roh Kudus,
    Gereja Katolik yang Kudus,
    persekutuan para kudus,
    pengampunan dosa,
    kebangkitan badan,
    kehidupan kekal,
    Amin.

    Bapa Kami
    Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu, di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rejeki pada hari ini dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat,
    Amin.

    Salam Maria
    Salam Maria, penuh rahmat, Tuhan serta-Mu,
    terpujilah Engkau di antara wanita,
    dan terpujilah buah tubuh-Mu, Yesus.
    Santa Maria, Bunda Allah,
    doakanlah kami yang berdosa ini,
    sekarang dan waktu kami mati.
    Amin.

    Kemuliaan
    Kemuliaan kepada Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus,
    seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad,
    Amin.

    Terpujilah
    Terpujilah nama Yesus, Maria dan Yosef,
    sekarang dan selama-lamanya.
    Amin.

    Doa Fatima
    Ya Yesus yang baik, ampunilah dosa-dosa kami.
    Selamatkanlah kami dari api neraka,
    dan hantarlah jiwa-jiwa ke surga,
    terlebih jiwa-jiwa yang sangat membutuhkan kerahiman-Mu. Amin.







    0

    Tambahkan komentar




  2. Thomas Moore adalah martir Inggris, negarawan dan pengacara terkenal. Ia menjadi lambang kebanggaan para pengacara. Ia lahir di London pada tanggal 6 Februari 1478. Ayahnya Sir John Moore adalah seorang pengacara dan hakim pada mahkamah Kerajaan. Ibunya Agnes Granger adalah seorang ibu yang saleh. Ketika memasuki usia remaja. Thomas memulai pendidikannya di Sekolah Santo Antonius di London. Kira-kira pada tahun 1490, ia menjadi pelayan Kardinal John Morton, Uskup Agung Carterbury. Disana ia mendapat pelajaran bahasa Yunani di bawah bimbingan William Grocyn. Setelah itu ia memasuki pendidikan dalam bidang hukum di London. Setelah menyelesaikan studi hukum itu, ia menjadi anggota Parlemen pada tahun 1504.
    Minatnya pada sastra klasik sangat besar. Oleh karena itu ia belajar lagi karya-karya sastra klasik dari Aristoteles dalam bahasa Yunani. Selain mahir dalam bahasa Yunani, Thomas pun mahir berbahasa Latin dan Prancis, serta ahli di bidang sejarah, ilmu pasti dan musik. Keahlian-keahlian ini membuat dia menjadi seorang pengacara yang populer tetapi juga orang yang ragu-ragu akan panggilan imamat yang sudah lama bergolak di dalam batinnya.
    Atas nasehat Pastor John Colet, pembimbing rohaninya, Thomas akhirnya mengambil keputusan untuk tetap menjadi awan Katolik yang berkecimpung dalam bidang politik. Ia kemudian menikah dengan Jane Colt pada tahun 1505. Tuhan mengaruniakan kepadanya tiga orang puteri dan seorang putra. Sepeninggal istrinya Jane Colt pada tahun 1511, Thomas menikah lagi dengan Alice Maddleton seorang janda.
    Thomas benar-benar seorang awam Katolik yang beriman. Hidupnya sangat sederhana. Ia tidak pernah menerima uang semir untuk semua perkara yang ditanganinya. Ia bahkan berhasil memberantas korupsi dan kemalasan dalam kantor Pengadilan Kerajaan. Sampai akhir hidupnya, ia tetap setia menjalankan tapa, doa dan renungan setiap hari. Seluruh anggota keluarganya setiap pagi diajaknya berdoa pagi dan malam. Pada waktu makan siang, mereka mendengarkan bacaan Kitab Suci atau riwayat orang-orang Kudus. Dia sendiri setiap hari Jumat merenungkan sengsara Tuhan serta berbuat amal kepada orang-orang yang berkesusahan.
    Keahliannya di bidang hukum dan sastra membuat dia dikenal banyak orang hingga di luar negeri. Rumahnya ramai dikunjungi orang dan menjadi tempat pertemuan para ilmuwan dan seniman dari berbagai negara. Rakyat jelata sangat menyegani dan menghormatinya. Oleh karena itu, demi keberhasilan usahanya untuk memisahkan gereja Inggris dari pengaruh Roma, Raja Henry VIII mengangkat dia menjadi Kanselir Kerajaan. Demi menunjukkan kepatuhan kepada raja, Thomas menerima tugas ini. Tetapi tiga tahun kemudian ia mengundurkan diri sebagai protes terhadap tindakan Raja Henry VIII yang ingin kawin lagi secara tidak sah dan ingin mengangkat dirinya sebagai kepala Gereja di Inggris. Ia mengasingkan diri ke pedalaman. Karena tidak menghadiri perkawinan raja dengan selirnya maka Thomas ditangkap. Namun beberapa hari berikutnya ia dibebaskan lagi. Ia dipanggil untuk mengucapkan sumpah setia kepada raja dan semua tindakannya, terutama sumpah untuk mengakui raja sebagai Kepala Gereja di Inggris. Ia bersama Uskup John Fischer menolak untuk bersumpah.
    Bersama Uskup John Fischer, Thomas dipenjarakan lagi. Harta milik keluaganya disita. Keluarganya sangat menderita karena peristiwa itu. Mereka meminta Thomas agar mengikuti saja kehendak raja seperti dilakukan banyak Uskup. Tetapi Thomas menolak permintaan keluarganya itu dan tidak mau ikut bermain sandiwara. Ia dengan setia mengikuti bisikan suara hati dan keyakinannya.
    Atas pertanyaan hakim: “Apakah engkau menganggap dirimu lebih bijaksana dan jujur daripada uskup-uskup dan pembesar-pembesar kerajaan ini?”, Thomas dengan tegas menjawab: “Meski uskup-uskup tidak sependapat dengan aku, ada ratusan orang kudus yang mendukung aku; meski parlemenmu tidak sependapat dengan aku, aku didukung oleh konsili-konsili umum yang telah berkali-kali diadakan; meski seluruh kerajaan tidak sependapat dengan aku, seluruh kerajaan Kristen sependapat dengan aku.”
    Karena ketegasan dan pendiriannya itu, kepalanya dipenggal pada tanggal 6 Juli 1535. Ia mati sebagai seorang martir, seorang awam Katolik yang beriman kokoh.
    0

    Tambahkan komentar


  3. UCAN Indonesia Newsletter 11/06/2013
    Direktur Eksekutif Pusat Studi Islam dan Kenegaraan (PSIK), Yudi Latief menilai pemerintah belum bisa menjadi pengadil di tengah-tengah situasi masyarakat yang mengalami intoleransi beragama.
    Justru, kata Yudi, pemerintah malah menjadi masalah dan bagian dari konflik antarumat beragama.
    Hal itu dikemukakannya dalam dialog pilar negara yang bertemakan ‘Toleransi Umat Beragama’ di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (10/6), seperti dilansir metrotvnews.com.
    Yudi juga mengatakan, kondisi negara seperti ini justru menunjukkan keadaan negara yang sedang melakukan bunuh diri.
    “Negara tidak mampu menegakkan keadilan secara hukum dan mudah dipenetrasi kelompok kekerasan. Harusnya, negara mampu memonopoli keadaan dan jangan mau didikte oleh kelompok kekerasan. Namanya kalau begini, negara melakukan bunuh diri,” ujarnya.
    Sementara itu Romo  Franz Magnis Suseno SJ, yang juga pembicara dalam dialog itu, meragukan peran pemerintah dalam toleransi umat beragama di Indonesia.

    Menurut Romo Magnis, pemerintah belum bisa membuat legislasi yang menciptakan masyarakat toleran.
    Selama ini, lanjutnya, peran negara dalam toleransi beragama hanya ungkapan semata. Ia mencontohkan nihilnya peran agama dalam kasus yang mendera jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia.
    “Mahkamah Konstitusi (MK) sudah bicara dan ini diabaikan oleh Presiden. Artinya, negara membiarkan hukum,” tambah Romo Magnis.
    Wakil Ketua MPR RI, Lukman Hakim Saefuddin, pembicara lain mengatakan sebagai bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya, dan agama, Indonesia memiliki konsekuensi logis dari kebesarannya tersebut, yakni keberagaman dan perbedaan. Karenanya, masalah intoleransi tidak selalu berawal karena faktor agama. Intoleransi bisa bermula dari masalah ketidakadilan.
    “Saya yakin, toleransi dimiliki oleh setiap penganut agama. Konflik itu muncul tak selalu berawal dari agama. Menurut saya ini masalah ketidakadilan saja, agama hanya jadi faktor penguat justifikasinya,” ujarnya.
    Ia menjelaskan, justifikasi yang dimaksud adalah pemahaman agama yang diintroduksi dari pihak luar atau asing yang tidak sesuai dengan realitas kemajemukan Indonesia.
    “Intinya, ketidakadilan yang berakar hukum yang lemah. Agama juga perlu dibenahi agar kita kembali ke esensi jalan yang benar. Kita perlu kembali ke jati diri,” tambahnya.
    0

    Tambahkan komentar

  4. Yesus adalah sang “Gembala yang Baik” yang datang untuk memelihara dan memimpin umat-Nya. Seperti anak-anak atau domba-domba yang hilang-tersesat dalam semak belukar di padang gurun, kita sering merasa bingung dan dibuat takut oleh dunia di sekeliling kita. Kita bertanya-tanya kepada diri kita sendiri, di mana sih rumah kediaman kita yang sejati? Di tengah-tengah berbagai pertanyaan kita itu, Yesus memanggil kita agar mendengarkan suara-Nya yang akan membimbing serta menuntun kita. Bilamana Dia melihat kita mencoba dengan keras untuk melakukan yang terbaik, namun tetap saja jatuh tersandung, Ia tidak menghukum kita. Sebaliknya, Yesus memanggil kita dan memimpin kita ke luar dari rasa takut yang melanda kita, perjuangan kita yang dipenuhi kesalahan-kesalahan, untuk menuju kehangatan kehadiran-Nya.
    Karena kita diciptakan oleh Allah yang Mahakasih, maka kita masing-masing dianugerahi kemampuan untuk dapat mengenali suara Yesus. Kadang-kadang suara-Nya “nyaring, seperti bunyi sangkakala” (Why 1:10), atau “bagaikan desau air bah” (Why 1:15). Namun seringkali suara-Nya datang dengan lemah-lembut berupa “bunyi angin sepoi-sepoi basa, seperti dialami oleh Elia (1Raj 19:12-13); dengan lemah-lembut menyentuh hati kita dan menggerakkan kita untuk menyerahkan diri kepada-Nya secara lebih mendalam lagi. Dia mengucapkan sabda-Nya yang mendorong serta menyemangati, menyembuhkan dan mengampuni kita (Yes 40:1-3; Yer 31:3). Pada saat Ia mengoreksi kita, Allah bersabda tanpa menghukum (Yeh 18:31). Selagi kita mendengar suara-Nya, kita ditarik untuk mengikuti-Nya.
    Kita juga tentunya telah mendengar suara-suara lain yang berusaha untuk “mengacaukan” suara Yesus. Suara Iblis selalu negatif, betapa banyaknya pun kebenaran yang mungkin digunakan olehnya sebagai kamuflase. Kebohongan-kebohongannya menyebabkan kegelisahan, kecemasan, rasa was-was dan sejenisnya. Sebaliknya, suara Allah selalu positif, bahkan ketika Dia menunjukkan dosa-dosa kita. Kadang-kadang, pemikiran-pemikiran kita sendiri pun dapat menjadi penghalang bagi kita untuk mendengar suara Yesus; kita dapat menjadi sedemikian sibuknya dengan berbagai tugas-kewajiban sehari-hari kita (baik dalam dunia sekular maupun dalam lingkup gerejawi), sehingga kita luput mendengar suara-Nya…… sungguh menjadi tidak mampu mendengar suara-Nya.
    Akan tetapi, sekali kita mendengar suara Yesus, kita akan mengalami rasa dahaga untuk lebih banyak lagi mendengar suara-Nya, kita dipenuhi kerinduan untuk mengalami kehadiran-Nya setiap saat. Kita dapat mendengar suara-Nya dalam liturgi, selagi Dia mendorong kita untuk bergabung dengan diri-Nya dalam kasih penuh pengorbanan diri-Nya (Ekaristi). Dia mengajar kita dalam Kitab Suci, menantang cara kita berpikir karena “begitu ‘tinggi’ tingkat pendidikan kita di dunia ini”. Melalui sahabat-sahabat yang sungguh “caring”, Tuhan juga mengucapkan kata-kata penghiburan bagi kita yang sedang dilanda kesedihan karena berbagai kesusahan hidup. Bahkan dalam keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya, suara-Nya dapat didengar, memanggil-manggil kita untuk mengangkat hati kita kepada Sang Pencipta langit dan bumi. Oh, betapa berbahagialah kita mempunyai ‘seorang’ Allah yang selalu siap untuk berbicara dengan kita!   ((Tulisan ini adalah revisi dari tulisan dengan judul sama untuk bacaan tanggal 30-4-12 dalam situs/blog SANG SABDA)
    Cilandak, 13 April 2013
     Sdr. F.X. Indrapradja, OFS)
    0

    Tambahkan komentar

Memuat
Template Dynamic Views. Gambar template oleh chuwy. Diberdayakan oleh Blogger.

0 komentar:

Posting Komentar