Minggu, 11 Mei 2014

"Nasihat bagi para penerima tamu."

"Nasihat bagi para penerima tamu."

COOL HEART
Beberapa bulan yang lalu di meja pemesanan kamar hotel Memphis , saya melihat
suatu kejadian yang menarik sekali , bagaimana seseorang menghadapi orang yang penuh emosi.
Saat itu pukul 17:00 lebih sedikit , dan hotel sibuk mendaftar tamu- tamu baru. Orang di depan saya memberikan namanya kepada pegawai di belakang meja dengan nada memerintah.
Pegawai tsb berkata , "Ya, Tuan, kami sediakan satu kamar 'single' untuk Anda."
"Single," bentak orang itu, "Saya memesan double."
Pegawai tsb berkata dengan sopan , "Coba saya periksa sebentar."
Ia menarik permintaan pesanan tamu dari arsip dan berkata , "Maaf , Tuan. Telegram Anda menyebutkan single.
Saya akan senang sekali menempatkan Anda di kamar double , kalau memang ada. Tetapi semua kamar double sudah penuh."
Tamu yang berang itu berkata, "Saya tidak peduli apa bunyi kertas itu , saya mau kamar double."

Kemudian ia mulai bersikap "anda-tau-siapa-saya," diikuti dengan "Saya akan usahakan agar Anda dipecat. Anda lihat nanti. Saya akan buat Anda dipecat."
Di bawah serangan gencar , pegawai muda tsb menyela, "Tuan , kami menyesal sekali , tetapi kami bertindak berdasarkan instruksi Anda."
Akhirnya, sang tamu yang benar2 marah itu berkata , "Saya tidak akan mau tinggal di kamar yang terbagus di hotel ini sekarang --- manajemen nya benar2 buruk ," dan ia pun keluar.
Saya menghampiri meja penerimaan sambil berpikir si pegawai pasti marah setelah baru saja dimarahi habis2an. Sebaliknya , ia menyambut semua dengan salam yang ramah sekali "Selamat malam , Tuan."
Ketika ia mengerjakan rutin yang biasa dalam mengatur kamar untuk saya, saya berkata kepadanya , "Saya mengagumi cara Anda mengendalikan diri tadi. Anda benar2 sabar."
"Ya , Tuan ," katanya , "Saya tidak dapat marah kepada orang seperti itu.
Anda lihat , ia sebenarnya bukan marah kepada saya.
Saya cuma korban pelampiasan kemarahannya. Orang yang malang tadi mungkin baru saja ribut dengan istrinya , atau bisnisnya mungkin sedang lesu , atau barangkali ia m
erasa rendah diri , dan ini adalah peluang emasnya untuk melampiaskan kekesalannya."
Pegawai tadi menambahkan , "Pada dasarnya ia mungkin orang yang sangat baik. Kebanyakan orang begitu."
Sambil melangkah menuju lift , saya mengulang-ulang perkataannya ,"Pada dasarnya ia mungkin orang yang sangat baik. Kebanyakan orang begitu."
Ingat dua kalimat itu kalau ada orang yang menyatakan perang pada Anda.
Jangan membalas. Cara untuk menang dalam situasi seperti ini adalah membiarkan orang tsb melepaskan amarahnya, dan kemudian lupakanlah.

Sumber : kumpulan renungan ;
Suster Yustina shared Laurensius Rony's photo.
[Luar biasa sekali renungan inspirasi ini]
BLL_LBU ^_^

0 komentar:

Posting Komentar