Kamis, 15 Mei 2014

"SALING MELAYANI"

"SALING MELAYANI"( YOHANES 13 : 16-20 )

Banyak orang Kristen berani mengklaim bahwa ia telah melayani Tuhan, tetapi tidak banyak orang yang bisa mengklaim bahwa ia telah merendah, dan bahkan mengambil risiko kehinaan sosial luar biasa seperti Tuhannya demi melayani orang lain. Apa yang dilakukan Tuhan Yesusi bertujuan agar kita tanpa ragu-ragu lagi memenuhi panggilan kemuridan kita dengan praktik saling melayani. Sederhananya: Tuhanmu saja mau merendahkan diri, masa kamu yang murid-Nya justru gengsian?
Tapi faktanya soal tinggi rendah memang masih jadi penyakit dan cacat yang mencemari pelayanan dan kasih orang Kristen. Ada banyak contoh. Di kalangan \'petinggi\' rohani, penghormatan terhadap pemimpin gerejawi atau organisasi pelayanan kadang menyamai perlakuan pada para pembesar, mulai dari permintaan fasilitas istimewa, sikap ABS, dll. Tidak hanya itu, kita yang melayani pun kerap salah kaprah menyamakan tanggung jawab dengan status sosial. Kita memperlakukan tanggung jawab sebagai penanda \'keberbedaan\' kita dari orang lain, bukan beban kudus yang datang dari Allah. Pola relasi orang beriman bukannya mendemonstrasikan kasih dengan saling melayani dalam kebhinekaan status dan kondisi umat Kristus, tetapi justru sejajar dengan skema atasan-bawahan yang berlaku di tengah orang-orang yang belum mengenal Tuhan. Tidak heran banyak orang yang menganggap diri memiliki status yang menjulang tinggi mengharapkan dilayani sebagai suatu kompensasi.
Kasih bukanlah sekadar perasaan. Kasih juga bukan entitas rohani belaka. Kasih mewujud melalui tindakan nyata, yaitu saling melayani. Jika wujudnya tidak ada, namanya jelas bukan kasih. Namun kasih dan pelayanan juga bukan ekspresi kehebatan diri. Orang Kristen tidak perlu menunggu diri kaya, berkuasa, pintar, dll., baru bisa melayani. Kita mampu mengasihi karena Kristuslah yang memampukan kita mulai mewujudkan kasih itu dengan kerendahan hati.

By : Bp Sugeng Pramono Pramono
BLL_LBU ^_
^

0 komentar:

Posting Komentar