Kamis, 20 Februari 2014

SADARKAH KITA?

Jangan pernah menyerah akan semua hal yang ada di dunia ini, apapun itu. bagaimanapun itu. atau bahkan berbentuk seperti apakah itu . . . Wujudkanlah, raih dan gapailah . . . Jangan mengandalkan orang lain, tapi berusahalah dengan sendiri . .



Apa kita tahu . . . Semua orang harus saling berkomunikasi setiap hari, bahkan jika itu hanya sekedar berbasa - basi. jika tidak, hati mereka akan menjadi gelap dan serius. Berbicara dengan orang lain akan membangun obligasi, dan membuat kita merasa bersyukur bahwa saat ini masih hidup. Karena kita adalah manusia .




SADARKAH KITA?
Sadarkah kita bahwa kita dilahirkan dengan dua mata di depan, karena seharusnya kita melihat yang ada di depan. Kita lahir dengan dua telinga, satu kiri dan satu di kanan sehingga kita dapat mendengar dari dua sisi dan dua arah. Menangkap pujian maupun kritikan dan mendengar mana yang salah dan mana yang benar.

Kita dilahirkan dengan otak tersembunyi di kepala, sehingga bagaimanapun miskinnya kita, kita tetap kaya. Karena tak seorang pun dapat mencuri isi otak kita yang lebih berharga dari segala permata yang ada.

Kita dilahirkan dengan dua mata, dua telinga, namun cukup dengan satu mulut. Karena mulut adalah senjata yang tajam, yang dapat melukai, memfitnah, bahkan membunuh. Lebih baik sedikit bicara, tapi banyak mendengar dan melihat.

Kita dilahirkan dengan satu hati, yang mengingatkan kita untuk menghargai dan memberikan cinta kasih dari dalam lubuk hati. Belajar untuk mencintai dan merasakan nikmatnya dicintai, tetapi jangan pernah mengharapkan orang lain mencintai dengan cara dan sebanyak yang sudah kita berikan.

Berikanlah cinta tanpa mengharapkan balasan, maka Kita akan menemukan bahwa hidup ini terasa menjadi lebih indah.






Benar, kita sudah menyerah didunia nyata. Tapi, tidak menyerah pada diri sendiri. Dunia tidak bisa memutuskan apakah hidup ini membosankan, menyenangkan atau biasa. Itu adalah keputusan yang di buat. Selama kita memiliki kemauan, tak ada yang mustahil.



Aku bukan superman, jadi takkan bicara besar seperti mau melindungi manusia di dunia. tapi aku juga bukan manusia rendah yang bisa bilang melindungi orang semampuku juga sudah cukup. aku ingin melindungi orang sebanyak - banyaknya.



Cinta itu bagaikan sebuah kapal laut yang terapung, berjalan hanya dengan pengaruh ombak dan tiupan angin yang menghempus. Dia berlayar tanpa arah dan tujuan, mengutamakan yang namanya kebahagiaan sebagai kapten sekaligus komando armadanya. Namun... cinta tidak akan pernah tenggelam, walaupun di perumpamakan sebagai kapal namun cinta tidak akan pernah tenggelam. Itulah keajaiban dari cinta itu sendiri.



Terkadang membuka mata akan menjadi hal yang paling menyakitkan yang pernah kita lakukan.


By : Christianus Seageat Sulistya

BLL_LBU ^_^

0 komentar:

Posting Komentar