Kamera pemantau kini banyak dipasang di hotel dan mal. Makin lama bentuknya makin kecil, hingga keberadaannya tidak disadari. Pernah seorang pemudi memasang kamera pemantau di rumahnya untuk melihat kondisi ayahnya yang terbaring tak berdaya karena stroke. Ia dirawat oleh seorang suster yang tampak baik hati. Suatu hari, si pemudi kaget sekali melihat gambar yang muncul di layar monitornya. Tampak sang suster sedang memukuli ayahnya tanpa belas kasihan! Berdasarkan bukti rekaman itu, ia melapor ke polisi dan sang suster pun ditangkap.
Ada sebuah kamera pemantau yang lebih canggih. Kamera itu bisa memantau segala yang kita perbuat, kapan dan di mana pun. Alkitab menyebutnya "mata Tuhan". Sayang, banyak orang tidak menyadarinya, termasuk Hofni dan Pinehas. Kedua anak Imam Eli ini menjalani hidup tak bermoral di rumah Tuhan. Perbuatan itu mereka lakukan saat Eli tidak melihat. Ketika Eli mendengar laporan rakyat , mereka dipanggil. Namun, keduanya tidak merasa takut. Mengapa? Karena Eli sudah sangat tua. Tidak bisa lagi bertindak keras. Jadi, mereka merasa, tidak ada lagi yang perlu ditakuti. Mereka lupa, mata Tuhan melihat perbuatan mereka dan siap menghukum.
( I Samuel 2 : 22-25 )
Perilaku kita tiap hari berada dalam pantauan Tuhan. Juga setiap rencana dan kata-kata. Tuhan tahu apa yang orang lain tidak tahu. Sadarilah selalu kehadiran-Nya, maka cara hidup anda akan berbeda. Anda akan lebih waspada saat bicara; lebih berhati-hati mengambil keputusan; lebih bertanggung jawab dalam tiap perbuatan, sebab Anda hidup di hadapan Tuhan
Salam Kasih,
KDK 3@ Sugeng Pramono Pramono,
http://kelompokdoakatolik3.wordpress.com/
BLL_LBU ^_^
Selasa, 18 Februari 2014
CCTV
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar