Selasa, 07 November 2017

Renungan Inspirasi, Renungan Rohani



"Hidup ini terlalu mudah dijalani, tapi akan menjadi sulit, jika kita hanya menghitung bulir-bulir kenikmatan yang diraih, sementara hidup ini tidak sekedar lahir dan ada, tetapi bagaimana membuatnya bermakna dan menjadi berkat bagi orang laian, sehingga kita pantas dikenang, walau tiada pernah lagi bertemu muka saling menyapa. Seperti menjelang banjir, orang bijak membangun jembatan, sementara orang bodoh membangun bendungan".


"Tukang tipu (soal tipu-menipu sudah menjadi habitus), biasanya memakai beragam trik, kiat dan siasat untuk mencapai tujuannya (the end justifies the means: tujuan menghalalkan cara). Dengan begitu, sadar atau tidak sadar, Tukang tipu sudah memenggal sendiri kepercayaan orang lain terhadap dirinya. Jika Tukang tipu pernah kehilangan kepercayaan dari sesama warga, jangan pernah berharap akan mendapatkan kembali rasa hormat, harga diri dan kepercayaan dari mereka. Tukang tipu mungkin bisa menipu semua orang dalam beberapa waktu. Bisa menipu beberapa orang sepanjang waktu, tapi tidak bisa menipu semua orang sepanjang waktu."

"Terkadang kita lebih sibuk dan banyak waktu terbuang percuma hanya karena ingin membuat orang lain menyangka bahwa kita sedang berbahagia, dari pada benar-benar sibuk berdoa dan bekerja keras untuk membuat diri kita berbahagia".


"Orang jujur bakal menjadi musuh banyak orang. Jika kamu tidak bisa kalahkan dia, sebisanya tidak menambah kebencian padanya. Tapi jika kamu bisa mengalahkan dia dengan jalan kebaikan bukan perlawanan, di situlah nampak kebajikan dan kehebatan kamu sebagai orang bijak yang beriman".


"Aku pernah mencoba dan menemui kegagalan. Aku pernah merencanakan dan aku menyaksikan rencana itu hancur di depan mata sendiri. Teringat, bahwa tokoh-tokoh besar dalam sejarah menjadi besar karena keberanian, dan keberanian itu, aku tahu, lahir dari sebuah hati yang jujur, bersih, dan beriman kuat. Hanya orang jujur, bersih dan beriman teguh yang berani menumpas kejahatan sosial, meski sudah membudaya. Sudah pasti, orang seperti ini dimusuhi banyak orang. Siapa Takut !".


"Duduk di kursi megah, tidak serta-merta menjadikanmu benar-benar pemimpin pilihan hati nurani rakyat, apalagi pemimpin yang bijak disukai rakyat. Belum tentu!".

"Pastikan bahwa kepalaku tidak lebih tinggi dari topiku. Dan sebisanya aku tidak memaksa kepalaku melebihi topiku. Jika aku membiarkan kepalaku menjadi besar, maka cepat atau lambat akan mematahkan leherku".

"Jatuhkan hatimu pada dia yang siap menagkap dan tulus menyelamatkanmu.....Bukan yang siap menangkapmu tapi hanya untuk menyenangkan dirinya lalu mebiarkan hatimu jatuh pecah berpuing-puing".

"Seekor anjing tidak memilih tulang, hanya saja jarang ada yang memberi mereka daging".

"Tak ada seorang pun yang merasa paling bahagia ketika anaknya tertidur pulas, kecuali sang Ibu yang telah menidurkannya dengan hati penuh kasih sayang dan doa....Dan lelaki yang benar-benar kaya hati adalah seorang Ayah yang anak-anaknya lari ke pelukannya, bahkan ketika tangannya kosong".


."Kita menghukum maling-maling kecil dan menunjuk maling-maling besar bekerja di pemerintahan" (Aesopus).


"Yang paling saya takuti dari sosok seorang pemimpin, bukan jabatannya, bukan kekuasaannya, bukan kepintarannya, bukan pengaruhnya, bukan gelarnya, bukan pula pakaian kebesarannya dan serupa itu, tapi HATInya yang tak pernah berubah menjadi BAIK atau LEBIH BAIK. Matanya seakan-akan ada di ubun-ubun. Mulutnya seakan-akan ada di belakang kepala dan kepalanya dijadikan sumber kekudusan serta para pengikutnya dijadikan sumber kebenaran".


"Cinta adalah keterpautan jiwa, yang jika itu tidak pernah ada, maka cinta tidak akan pernah tercipta. Artinya, sebelum menemukan cinta, kita semestinya bisa membangun kesesuaian jiwa dengan seseorang yang kita cintai. Oleh karena itu, janganlah pernah menangis untuk seseorang yang menyakitimu. Tersenyumlah dan katakan: Terima kasih Tuhan, karena Tuhan masih memberimu kesempatan untuk menemukan seseorang yang pasti lebih baik. Manusia tidak bisa merubah arah angin, tapi masih bisa merubah arah layar".


"Hidup ini akan terasa lebih mudah dijalani, jika kita rela menerima dan sujud syukur menikmati apa yang sudah kita miliki, dari pada menyesali apa yang telah terjadi, apalagi mengeluh dan mempersalahkan. Sebab jika engkau menginginkan impianmu menjadi kenyataan, sebisanya menjaga dirimu agar tidak tertidur".


"Jika hatimu masih enggan berlangkah dan terlalu berat beranjak pergi karena terbalut malu oleh persoalan pribadimu itu, sebisanya tidak kendor semangatmu. Belajarlah dari seorang bayi yang mencoba berjalan, niscaya akan kamu temukan bahwa setiap kita pasti akan jatuh. Hanya manusia terbaik yang mampu bangkit dari kejatuhannya lalu berjalan lagi dalam kepastian".

"Akhirnya datang juga.......Syukur Tuhan dan terima kasih untukmu semua yang dengan tulus hati berbagi kasih dan perhatian kepada kami, sehingga kami boleh menikmati gelombang pemancar Wi-Fi......Ketika alur hatimu bebas hambatan dan kasihmu tiada terpecah-belah, maka bukan tak mungkin tangan pun ikut terulur memberi bukan sekedarnya saja tapi seperti adanya di hati yang menerima" (Foto: menara Wi-Fi dan panorama sekitarnya).

"Munculnya perseteruan dan kejahatan di sekitar kita karena ketidak-mampuan kita dan kita tidak punya waktu (Lebih banyak waktu untuk sibuk dan repot) untuk sejenak duduk TENANG merenung dan mensyukuri hidup dan keberadaan yang sedang kita jalani ini. Padahal kita menginginkan kebahagiaan dan damai. Kebahagiaan itu seperti kupu-kupu yang ketika dikejar selalu berada di luar jangkauan kita. Jika kita punya sedikit waktu untuk diam dengan TENANG, ia akan mendekati kita".


"Izinkan setiap hati berteduh di hatimu Bunda untuk belajar bagaimana caranya ikhlas melayani dan tersenyum meskipun hati terluka. Sebab bukannya kemampuan yang melemahkan ketulusan hati kita untuk rela berkorban, tapi betapa sedikitnya kesungguhan diri dan tidak cukupnya keterbukaan hati untuk menggunakan kemampuan yang dimiliki demi kelayakan hidup orang lain".


"Dia yang ikhlas berjalan bersama di bawah derasnya hujan adalah sahabat sejati. Bukan yang hanya sekedar mampir menumpang payung bersama, lalu beranjak pergi tak tahu rimbanya tatkala hujan berhenti".


"Pinjamkan hatimu Bunda, agar aku dapat memahami ketulusanmu menerima dan melaksanakan kehendak Tuhan, yang sering engkau ceritakan sambil tersenyum, meskipun hati sakit terluka oleh lumuran derita menyaksikan siksa sengsara Jalan Salib Putramu. Ibu yang sangat mencintaimu mendengar apa yang engkau katakan, bahkan memahami apa yang masih tersimpan di relung hatimu".

"Izinkan aku memeluk hatimu, agar aku dapat mengerti apa yang engkau rasakan dari sakitmu tanpa setitik pun derai air mata. Segala perkara, tersimpan indah di hatimu. Bunda surgawi, di bawah kibasan sayapmu aku merasakan kehangatan kasihmu sempurna yang tiada pernah habis meski dihempas prahara. Seperti anak-anak berlari kepada Ibunya ketika dirinya terganggu bahaya untuk memohon perlindungan, demikian pula sepatutnya kita segera berlari dengan keyakinan teguh kepada Maria, Bunda Penolong Abadi"
(Foto: Perarakan Patung Bunda Maria).

"Sebisanya tidak meladeni orang yang membencimu tanpa alasan. Biasanya orang seperti itu, hanya iri hati melihat buah-buah hasil karja kerasmu, yang sedang engkau nikmati".

"Jika kita melayani dengan hati penuh bakhti, tak pernah merasa tidak terpuaskan dan tak pernah merasa tidak terpenuhi. Kita tidak akan berpikir meminta apapun secara berlebihan, apalagi mengeluh tak beraturan, karena kita merasa bahwa kita sudah memiliki segala sesuatu dalam kelimpahan hati mereka yang kita layani. MELAYANI KARENA KELIMPAHAN HATI BUKAN KARENA KELIMPAHAN HARTA".


"Kegembiraan terbesar dalam kerja pastoral ini adalah melihat umat sadar beriinisiatif saling berbagi dan dengan tulus saling melayani sebagai satu keluarga Allah, serta sukses melaksanakan suatu program pastoral, yang menurut anggapan orang lain, mereka tak mungkin mampu melaksanakannya. Memberi berkat itu mudah, tapi menjadi berkat bagi orang lain, tak semudah itu".


"Kegiatan Bulan Rosario: 1. Doa rosario dari rumah ke rumah. 2. Doa Rosario umat bersama-sama. 3. Prosesi Patung Bunda Maria dari dan ke Kelompok Basis-Kelompok Basis. 4. Katekese Maria (Mengapa Umat Katolik Berdoa Rosario).........Rumah yang ramah adalah keluarga yang hidup di dalamnya. Ketika aku datang ke sana, mereka menerima aku (terutama) dengan hati bukan dengan roti. Banyak yang sibuk mengejar harta sampai lupa keluarga dan kekeluargaan. Padahal tanpa kita sadari, harta yang tak ternilai adalah keluara dengan keindahan kebersamaannya yang alami. Oleh karena itu, lebih baik hidup sederhana tapi bermakna dari pada hidup mewah tapi korbankan keluarga".


0 komentar:

Posting Komentar