Pada waktu menerima pelajaran agama di SD , Lawing melihat gambar gereja kelahir an Yesus di Betlehem. Gereja tersebut adalah gereja yang didirikan di atas tempat Yesus dilahirkan. Sejak saat itu Lawing berminat pergi ke Betlehem untuk mengun jungi , bersembah sujud , dan mencium bintang perak yang menandakan palungan tempat Yesus dibaringkan.
Ketika masih remaja Lawing sudah mulai menghemat uang , berhenti merokok , tidak membeli pakaian yang bagus-bagus dan mahal , melainkan yang sederhana dan murah. Lawing sekarang sudah tua dan rambutnya sudah beruban. Semua anaknya sudah berkeluarga dan Lawing sudah punya cucu. Uang tabungannya juga sudah cukup untuk mewujudkan cita-citanya untuk pergi ke Betlehem. Maka berangkatlah Lawing dari kampung halamannya di Kalimantan, menuju ke Betlehem, negeri yang jauh di seberang lautan.
Nasib sial menimpa Lawing. Di kapal taksi yang ia tumpangi , Lawing duduk di sam ping seorang bapak yang rupanya mengantar istrinya yang sedang hamil tua. Bapak itu menceritakan bahwa menurut keterangan dari Puskesmas , istrinya akan selamat apabila melahirkan di rumah sakit yang lengkap peralatannya. Padahal ia tak punya cukup uang untuk membayar biayanya. Lagipula mereka belum tahu bagaimana harus mengurusnya nanti setelah sampai di kota , karena mereka baru pertama kalinya akan menginjakkan kakinya di kota.
Setelah tiba di kota , Lawing terpaksa sudah harus mengurus mereka , membayar ongkos kapal taksi , mencharterkan colt , lalu mengantar mereka ke rumah sakit. Orang di rumah sakit tidak mau menerima ibu itu kalau tidak membayar uang muka terlebih dahulu. Terpaksa Lawing lagi-lagi harus mengeluarkan uang dari dompetnya. Lalu ibu itu melahirkan anaknya , seorang laki-laki. Melihat bayi itu hati Lawing tergerak. Maka ia segera pergi ke Pasar Pagi untuk membeli perlengkapan bagi bayi dan juga ibunya. Setelah beberapa hari di rumah sakit , ibu dan anak diperbolehkan meninggalkan rumah sakit , tetapi tentu saja setelah membereskan segala macam pembiayaan selama mereka dirawat di rumah sakit. Apa boleh buat, lagi-lagi Lawing yang harus menyelesaikan segalanya , dan ongkosnya memang cukup besar.
Setelah tiba di kota , Lawing terpaksa sudah harus mengurus mereka , membayar ongkos kapal taksi , mencharterkan colt , lalu mengantar mereka ke rumah sakit. Orang di rumah sakit tidak mau menerima ibu itu kalau tidak membayar uang muka terlebih dahulu. Terpaksa Lawing lagi-lagi harus mengeluarkan uang dari dompetnya. Lalu ibu itu melahirkan anaknya , seorang laki-laki. Melihat bayi itu hati Lawing tergerak. Maka ia segera pergi ke Pasar Pagi untuk membeli perlengkapan bagi bayi dan juga ibunya. Setelah beberapa hari di rumah sakit , ibu dan anak diperbolehkan meninggalkan rumah sakit , tetapi tentu saja setelah membereskan segala macam pembiayaan selama mereka dirawat di rumah sakit. Apa boleh buat, lagi-lagi Lawing yang harus menyelesaikan segalanya , dan ongkosnya memang cukup besar.
Setelah Lawing kembali ke penginapannya , ia menghitung kembali uangnya , ternyata tidak cukup lagi untuk mengurus paspor dan membeli tiket pesawat.
Terpaksa , dengan hati yang agak kesal , Lawing memutuskan untuk kembali ke
kampung halamannya.
Terpaksa , dengan hati yang agak kesal , Lawing memutuskan untuk kembali ke
kampung halamannya.
Pada malam Natal , Lawing tiba kembali di kampung. Ia langsung pergi ke gereja untuk mengikuti ibadah Malam Natal. Tidak jadi ia merayakan malam natal di gereja kelahiran Yesus di Betlehem. Seusai ibadah , ia langsung pulang ke rumah dan tidur.
Ia dapat tidur dengan nyenyak , dan dalam tidurnya ia bermimpi. Dalam mimpinya itu ia menjadi salah satu dari gembala yang sedang menjaga kawanan dombanya di padang sekitar Betlehem. Ia terkejut melihat sinar cahaya dari Malaikat yang berkata , "Jangan takut , Lawing. Malam ini juga telah lahir bagimu Juru Selamat , yaitu Kristus Tuhan di kota Daud." Setelah malaikat-malaikat itu kembali ke surga , berkatalah Lawing, "Mari kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana , seperti diberitahukan Tuhan kepada kita." Lalu ia bersama dengan gembala yang lain segera berangkat , kemudian menjumpai Maria dan Yusuf serta bayi yang sedang dibaringkan di dalam sebuah palungan.
Ketika Lawing memperhatikan mereka , ia terkejut dan heran , karena Maria dan Yusuf persis sama dengan suami-istri yang tempo hari ia jumpai di kapal taksi , dan wajah anak itu juga persis seperti wajah bayi yang beberapa waktu lalu lahir di rumah sakit itu. Bahkan baju kanak-kanak Yesus sama dengan baju yang dibelinya di Pasar Pagi itu.
Kemudian seakan terdengar oleh Lawing kanak-kanak Yesus dengan suara halus berkata , "Lawing , Aku berkata kepadamu , sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini , kamu lakukan untuk Aku"
Ketika Lawing bangun pagi , lenyaplah rasa kesal di hatinya. Ia merasa diri penuh kedamaian dan kegembiraan sejati. Ia yakin bahwa menolong sesama manusia yang melarat lebih berkenan pada Tuhan daripada mengunjungi tempat-tempat suci.
sumber: cerita rohani
By : Romo
Laurensius Rony