Selasa, 10 Juni 2014

Lebih Dari Sekadar Menyesal

 "Yeremia 25:5; Roma 12:2" ^_^
Dalam film berseri yang berjudul Doctors The Ultimate Surgeon, ada sepenggal kisah yang sangat menarik.
Suatu ketika, terjadi masalah antara para dokter bedah dengan para perawat yang bertugas untuk membantu mereka merawat pasien.
Hal ini disebabkan oleh seorang dokter yang berkata kasar dan tidak mau menghormati perawatnya.
Melihat hal ini, para perawat marah karena tidak dapat menerima perlakuan dokter tersebut.
Akhirnya, kepala perawat mewakili teman-temannya mengadu kepada direktur.
Singkat cerita, mereka mengadakan joint conference.
Saat pertemuan itu, pihak perawat dengan tegas meminta si dokter yang berbicara kasar, agar segera meminta maaf. 
Namun, para dokter lainnya membantah dengan alasan bahwa jika mereka meminta maaf, otomatis derajat mereka akan disamakan dengan perawat.
Terjadilah ketegangan di ruang pertemuan itu ketika kepala perawat dan pemimpin tim dokter bedah saling bersitegang.
Di saat seperti itu, seorang perawat berdiri dan mengatakan, "Saya tidak ingin para dokter meminta maaf kepada kami perawat, tetapi saya ingin agar kalian berubah.
Menganggap kami para perawat sebagai rekan kerja kalian dan menghargai kami.
Kalian para dokter mendiagnosa penyakit pasien dan memberikan mereka resep obat, tetapi kami para perawat lebih memahami mereka.
Kami mengerti keseharian mereka, bagaimana mereka hidup, dan kami melayani mereka dengan baik.
Kami memahami kebiasaan yang mereka lakukan hingga menyebabkan mereka sakit.
Untuk itu, mohon perlakukan kami dengan baik, demi pasien."
Perkataan perawat tersebut mengingatkan kita pada saat melakukan dosa, kita datang kepada Tuhan dan meminta ampun kepadaNya.
Inilah yang sering kita lakukan setiap kali melakukan pelanggaran terhadap firmanNya.
Tetapi, tahukah kita apa yang Tuhan inginkan ketika kita menyadari kesalahan kita?
Bukan hanya duduk memohon ampun di hadapanNya.
Lebih penting dari itu, adalah perubahan sikap kita.
Yang Tuhan inginkan adalah bagaimana tindakan kita setelah menyadari, menyesal, dan memohon ampun.
Apakah hal itu membawa perubahan dalam sikap kita terhadap firmanNya atau kembali melakukannya lagi?
Tuhan menginginkan sikap yang menghormati dan menghargai firmanNya.
Keinginan kita untuk hidup benar seturut dengan firmanNya tidak berarti apa-apa, bila kita tidak mampu merealisasikan keinginan itu dalam tindakan nyata.
Marilah kita tetapkan hati kita hari ini untuk tidak sekadar memohon ampun, tetapi juga mau menunjukkan perubahan sikap hidup yang benar. Ketika Tuhan menyuruh bertobat, Ia tidak meminta kita sekadar menyesal dan memohon ampun, tetapi Ia memerintahkan supaya kita bertobat dari tingkah laku dan perbuatan-perbuatan yang jahat.
Penyesalan yang sungguh-sungguh dari dalam hati seharusnya melahirkan suatu perubahan sikap yang lebih baik.
Itulah yang Tuhan inginkan dari setiap anak-anakNya.

DOA :
Bapa sorgawi, aku telah menetapkan hatiku untuk berubah dan menjalani hidup yang benar di hadapanMu. Mohon bimbinglah aku. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.

#BLL_LBU¤  

0 komentar:

Posting Komentar