Berbagi
Kasih Menyambut Kelahiran Sang Juru Selamat
Minggu, 24 Desember 2017
Momentum yg
sangat penting dan berharga. Berawal dari kegiatan setelah Misa sabtu
sore tanggal 23 Desember 2017 saya, adik saya dan beberapa teman mau menghadiri
ajakan salah satu teman yang mengundang kami undang datang ke rumahnya untuk
makan bersama sederhana, sharing beberapa hal dan buat games. Yang bisa
bergabung sebanyak 13 orang termasuk satu orang tuan rumah.
Sesampainya
di rumah kami mempersiapkan makanan yang sejak siang sudah dimasak oleh
beberapa teman. Setelah semuanya berkumpul kami makan bersama, lanjut
sharing pengalaman masing-masing, resolusi masing2 di tahun 2018 nanti
dan tak ketinggalan menghabiskan waktu dengan buat games Truth or Dare sampai
sepakat untuk tidur (karena sudah ngantuk dan larut malam). Saya, adik
saya dan beberapa teman sudah sepakat untuk menginap dan 4 orang teman harus
pulang ke rumah masing-masing.
Keesokan
harinya kami menyempatkan diri untuk olahraga santai, dan sepulang
olahraga kami mempersiapkan makanan yang akan kami berikan kepada saudara-saudari
(maaf pemulung).
Awalnya saya
dan adik saya masih belum tau mau kemana. Kami ikut saja selagi ada waktu
luang. Beruntung rasanya bisa bergabung dalam kegiatan Berbagi
Kasih, berbagi sukacita menyambut Hari Raya Natal bersama sahabat-sahabat OMK
PITC (Paroki Ibu Teresa Cikarang).
Setelah
selesai mempersiapkan bekal makan siang, kemudian kami berangkat dengan
mengendarai 2 mobil dan salah satu teman menggunakan sepeda motor untuk
mendahului kami karena akan survey lokasi yang akan kami tuju terlebih
dahulu.
Di
perjalanan, tepatnya di dekat kampus BSI kami sempat berhenti untuk memberikan
sebungkus nasi kepada seorang Bapak (maaf yang kerjanya mulung). Tapi
berhubung si Bapak berjalan lumayan cepat dan kami masih membicarakan
sesuatu bersama tim, si Bapak sudah terlanjur jauh. Jadi kami
sepakat untuk naik mobil mengejar si Bapak sampai di dekat simpang tol Cikarang
Barat. Kami berhenti beberapa meter di belakang si Bapak. Saya dan
adik saya bertugas untuk mengejar si Bapak dan memberikan kepada si Bapak
sebungkus nasi.
Saya :
Bapak.. Bapak.., saya berlari mengejar si Bapak sambil tetap memanggilnya.
Sontak saja
si Bapak menoleh ke arah saya dan sedikit terkejut tapi si Bapak memutuskan
berhenti.
Saya : siang
Pak, maaf ya Pak buat Bapak terkejut. Ini Pak, mohon
diterima ya Pak, ini ada sedikit rezeki mohon diterima ya Pak untuk makan
siang Bapak. Dimakan ya Pak.
Si Bapak
tersenyum sembari mengatakan : terima kasih ya neng, terima kasih.
##**##**##**##
Setelah saya
dan adik saya kembali ke mobil, kami melanjutkan perjalanan ke tempat
yang sudah di survey oleh salah satu teman kami. Saat tiba di lokasi kami
melihat teman kami sudah menunggu kami. Dan sempat berkoordinasi sebentar
dengan keluarga yang akan kami kunjungi.
Dan setelah
selesai koordinasi kami langsung ke lokasi dengan membawa bekal makan siang
yang telah kami siapkan dari rumah dan ternyata teman kami ada yang membawa
pakaian bekas yang masih layak pakai untuk diberikan kepada adik-adik yang akan
kami temui.
Saat kami
sampai di lokasi tempat saudara-saudari tersebut berkumpul, kehadiran kami
disambut dengan sangat hangat, berusaha memberikan tempat terbaik untuk
kami duduki. Meskipun kami menolak dengan lembut tapi Bapak/Ibu tersebut dengan
ramah tetap mempersilahkan kami untuk duduk. Akhirnya kami duduk sembari
mengeluarkan makanan dan membagikannya kepada mereka sekaligus memberikan
pakaian untuk adik-adik yang ada di sana.
Sembari
mereka makan, kami sambil mengobrol. Beberapa teman cewek menyuapi
adik-adik yang masih kecil.
Obrolan yang
paling menarik buat saya adalah ketika beberapa Bapak bercerita tentang
kerasnya kehidupan dulu dan sekarang, karena kebanyakan dari mereka
membuat tempat tinggal di pinggiran sungai Kalimalang atau dibalik tembok
pembatas sungai Kalimlang dengan jalan raya (tepatnya di dekat simpang Tegal
Gede arah ke Pasir Limus) tapi mereka terlihat bahagia dan mensyukuri
hidup.
Dan obrolan yang
paling memprihatinkan menurut saya adalah ketika salah satu teman menanyakan
kepada seorang Ibu bagaimana mereka mandi, masak dan nyuci. Ternyata si
Ibu mengatakan mereka mandi, nyuci pakaian dan piring menggunakan air
dari sungai Kalimalang. Sontak saja kami terkejut, tak tahan
mendengarnya air mata saya keluar. Bagaimana mungkin masih ada orang yang
harus mandi dan nyuci dengan air kotor yang sudah jelas terkontaminasi?? Rasanya
sangat sedih dan memprihatinkan, tapi sangat bahagia seburuk apapun keadaan
Tuhan pasti selalu pelihara mereka dengan kesehatan mereka.
Hari itu kami (khususnya saya) belajar banyak hal dari
mereka, yaitu tetap semangat, pantang menyerah dalam kondisi seburuk
apapun tetap percaya kepada penyelenggaraan Tuhan, tetap bersyukur bisa
tinggal ditempat yang layak, bisa bebas menggunakan air bersih, ada
penerangan listrik dan hal lainnya, selalu berbagi, belajar peka terhadap
orang lain dan lingkungan serta belajar untuk selalu membantu siapa pun yang
membutuhkan bantuan tanpa memandang mereka dari segi apapun.
####****####
Deo
Gratias, syukur kepada Allah atas kesempatan yang diberikan saya khususnya
dapat pengalaman yang sangat luar biasa dan tak ternilai harganya.
Di bawah ini
beberapa dokumentasi kunjungan Kasih kami. Semoga dapat bermanfaat dan dapat
menginspirasi khususnya untuk kaum muda (Orang Muda Katolik) dimanapun berada.
Kami mewakili OMK Paroki
Cikarang Gereja Ibu Teresa mengucapkan Selamat Hari Natal 25 Desember 2017 dan
Selamat Menyambut Tahun Baru 2018.
*Hendaklah Damai Sejahtera Kristus Memerintah Dalam Hatimu* -
Kolose 3 : 15
BERKAH
DALEM
TUHAN
MEMBERKATI KITA SEMUA
By : Lenti Asita Sidauruk